Secangkir Kopi yang terlalu dingin

Nepal, 11 april 2017

(Nepal : part 9) Secangkir kopi yang terlalu dingin

Dingin menyelimuti tubuh saya sore ini, 2 hari menjelang 13 april, hari ini saya sampai di chommrong, 10 jam jalan kaki dari tadaphani, seperti biasa banyak nya turis group membuat penginapan full booked, dan lagi-lagi saya mengandalkan keberuntungan dan doa untuk mendapatkan penginapan, tidak masalah di dinning room, asal tubuh saya bisa di rebahkan untuk malam ini, tapi hari ini saya beruntung saya mendapatkan kamar dormintory dengan teman dari australia, melissa applegaten dia memperkenalkan namanya, dia pernah tinggal di indonesia, kemang jakarta beberapa bulan, dia pun trekking sendiri, di nepal hanya jadi persinggahan nya untuk 2 minggu, setelah itu dia terus akan melanjutkan perjalanan panjangnya ke peru dan banyak negara lainnya, melissa akan menjadi teman petualangan saya yang baru, chommorong sore ini begitu tenang, saya sengaja mandi di chommorong karena di sini saya mendapatkan free hot shower sudah 4 hari saya tidak mandi, sekaligus meregangkan otot-otot saya yang kaku dan sakit dengan air hangat, dan saya sengaja mencuci baju di sini, mellisa pun sama dia mencuci beberapa pakaiannya.

DSC_1412

lembah di dekat chommrong

rooftop di penginapan ini langsung berhadapan dengan puncak bersalju himmculi, saya turun ke bawah untuk minum kopi bersama dan bercerita banyak kepada melissa sore itu sambil memandangi himchuli, dan kami kembali ke lamunan masing-masing, selama perjalanan ini saya selalu membolak-balik buku kecil pemberian sahabat saya di indonesia, setiap saya membaca buku kecil ini ada jeram semangat yang selalu menguatkan langkah kaki saya yang kadang sempoyongan, ada beberapa luka di kaki saya ini kadang menghambat kecepatan berjalan saya, kadang saya takut menghadapi kenyataan perjalanan saya sendiri, angin sore ini membalikkan kisah-kisah lama saya akan banyak perjalanan yang lalu, saya teringat akan beberapa kesalahan yang saya lakukan, menjauhkan saya akan kedekatan yang teramat dekat hingga ke satu titik kehilangan, angin lembah pegunungan ini membawa ketenangan dan pilu 2 hari menjelang kado tersunyi di hidup saya ini, saya mencari perjalanan yang dulu sampai sejauh ini, langkah yang di beranikan oleh pikiran saya sendiri, anak kecil kampung yang dulu sering berlarian mengejar layang-layang atau membabat habis kebun tetangga, anak kecil kampung pembuat onar juluk para tetangga rumahnya dan masalah di lingkungan dan tetangga di sekitarnya, hari ini di bawa keyakinannya ke tempat jauh agar dia terus belajar tentang hidup, belajarberbagai karakter manusia yang bisa di pelajarinya dalam perjalanan, mempelajari perbedaan budaya, keyakinan dari orang-orang asing yang tidak di kenalnya, memahami makna dan setiap ketulusan dan terjalnya perjalanan, sungguh perjalanan membuat anak kecil kampung ini keluar dari hidupnya yang dulu, hidup yang sekarang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya, kekuatan keberanian yang terkadang di barengi ketakutan besar nya akan dunia asing, hari ini anak kecil kampung akan terus menyusun perjalanan besarnya itu janjinya kepada dirinya yang selalu ketakutan akan masa depan yang selalu di bicarakan orang-orang di lingkungannya. kopi sore yang terlalu dingin ini memberi keyakinan besar untuk saya terus hidup dan mempelajari banyak hal.

 

 

3 thoughts on “Secangkir Kopi yang terlalu dingin

  1. Wah I feel you…. kita beda 2 minggu yaaa…. saya bahkan masih belum bisa menuliskan, karena rasa luarbiasanya masih menyelimuti. Benar-benar ABC ini sebuah cerita dari hati ya, karena masing-masing pubya cerita sendiri-sendiri…

    Like

Leave a comment