Wandering

Nepal, april 12th 2017

(Nepal : part 10) Wandering

Hello journeys, my old friends. how are you? i want to tell you. about one day before later i meet april, this day i still in the middle annapurna forest, this my 5 day walking the annapurna valleys. the silence enveloped this journey, i saw many foreign faces including myself so strange, i could not see the shadows of myself clearly, there is very long longing that i so far, the journey take me to another point, the point where i want to mature from a journey. no im that gifts myself with the journey, but it was the journey that gift me with the many things i had to learn from every steps and meet with the many fears i had to face, interpret various other colors of the many diferences that i do, i want to dive various essence fill my limitation by learning many things that i dont know, writing journey so that i dont forget my process as a human being who wants to always learn.

waterfall

waterfall at modi kola valley

the journey will given me a lesson of various insight. i want to grow and live with the journey. i learn about annapurna, annapurna valley range of the himalaya mountains various ethnic nepali can be meet in here.The trail passes along paddy fields and into subtropical forests, several waterfalls and gigantic cliffs, and various villages. Annapurna Circuit has often been voted as the best long distance trek in the world, as it combined, in its old full form, a wide variety of climate zones from tropics at 600 m asl to the arctic at 5416 m asl at the Thorong La pass and cultural variety from Hindu villages at the low foothills to the Tibetan culture of Manang Valley and lower Mustang. Continuing construction of a road has shortened the trail and changed the villages With construction of the road, mountain biking is becoming popular, with Mustang in particular is becoming one of the world’s most popular mountain biking destinations.

DSC_1226

child in annapurna valley

i want to keep growth from the journey and learn from it.

Secangkir Kopi yang terlalu dingin

Nepal, 11 april 2017

(Nepal : part 9) Secangkir kopi yang terlalu dingin

Dingin menyelimuti tubuh saya sore ini, 2 hari menjelang 13 april, hari ini saya sampai di chommrong, 10 jam jalan kaki dari tadaphani, seperti biasa banyak nya turis group membuat penginapan full booked, dan lagi-lagi saya mengandalkan keberuntungan dan doa untuk mendapatkan penginapan, tidak masalah di dinning room, asal tubuh saya bisa di rebahkan untuk malam ini, tapi hari ini saya beruntung saya mendapatkan kamar dormintory dengan teman dari australia, melissa applegaten dia memperkenalkan namanya, dia pernah tinggal di indonesia, kemang jakarta beberapa bulan, dia pun trekking sendiri, di nepal hanya jadi persinggahan nya untuk 2 minggu, setelah itu dia terus akan melanjutkan perjalanan panjangnya ke peru dan banyak negara lainnya, melissa akan menjadi teman petualangan saya yang baru, chommorong sore ini begitu tenang, saya sengaja mandi di chommorong karena di sini saya mendapatkan free hot shower sudah 4 hari saya tidak mandi, sekaligus meregangkan otot-otot saya yang kaku dan sakit dengan air hangat, dan saya sengaja mencuci baju di sini, mellisa pun sama dia mencuci beberapa pakaiannya.

DSC_1412

lembah di dekat chommrong

rooftop di penginapan ini langsung berhadapan dengan puncak bersalju himmculi, saya turun ke bawah untuk minum kopi bersama dan bercerita banyak kepada melissa sore itu sambil memandangi himchuli, dan kami kembali ke lamunan masing-masing, selama perjalanan ini saya selalu membolak-balik buku kecil pemberian sahabat saya di indonesia, setiap saya membaca buku kecil ini ada jeram semangat yang selalu menguatkan langkah kaki saya yang kadang sempoyongan, ada beberapa luka di kaki saya ini kadang menghambat kecepatan berjalan saya, kadang saya takut menghadapi kenyataan perjalanan saya sendiri, angin sore ini membalikkan kisah-kisah lama saya akan banyak perjalanan yang lalu, saya teringat akan beberapa kesalahan yang saya lakukan, menjauhkan saya akan kedekatan yang teramat dekat hingga ke satu titik kehilangan, angin lembah pegunungan ini membawa ketenangan dan pilu 2 hari menjelang kado tersunyi di hidup saya ini, saya mencari perjalanan yang dulu sampai sejauh ini, langkah yang di beranikan oleh pikiran saya sendiri, anak kecil kampung yang dulu sering berlarian mengejar layang-layang atau membabat habis kebun tetangga, anak kecil kampung pembuat onar juluk para tetangga rumahnya dan masalah di lingkungan dan tetangga di sekitarnya, hari ini di bawa keyakinannya ke tempat jauh agar dia terus belajar tentang hidup, belajarberbagai karakter manusia yang bisa di pelajarinya dalam perjalanan, mempelajari perbedaan budaya, keyakinan dari orang-orang asing yang tidak di kenalnya, memahami makna dan setiap ketulusan dan terjalnya perjalanan, sungguh perjalanan membuat anak kecil kampung ini keluar dari hidupnya yang dulu, hidup yang sekarang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya, kekuatan keberanian yang terkadang di barengi ketakutan besar nya akan dunia asing, hari ini anak kecil kampung akan terus menyusun perjalanan besarnya itu janjinya kepada dirinya yang selalu ketakutan akan masa depan yang selalu di bicarakan orang-orang di lingkungannya. kopi sore yang terlalu dingin ini memberi keyakinan besar untuk saya terus hidup dan mempelajari banyak hal.

 

 

Tawaran kencan

Nepal, 10 april 2017

(Nepal : part 8) Tawaran kencan

Perjalanan tidak selamanya mulus dan lancar-lancar saja, tidak selama nya di setiap perjalanan kita menemui ketulusan di setiap banyak kebaikan yang datang menghampiri, kadang keberuntungan dan kesialan hadir bersebelahan, menyapa saya dengan berbagai hal yang tidak pernah saya duga sebelumnya, mereka berdua mengajari saya artinya berpikir dan bertindak lebih baik lagi, perjalanan ini mengajari saya bertumbuh dengan kebijaksanaan yang di milikinya, perjalanan terus membawa dan menuntun langkah kaki saya menyusuri hutan annapurna dengan berbagai macam budaya, penduduk asli nepal yang banyak saya temui, kuda yang banyak berkeliaran di sepanjang jalur pendakian, anak-anak nepal yang manis dan sederhana berlarian menertawakan masa kecil mereka yang penuh canda tanpa dera, perjalanan saya sudah memasuki hari ke empat, 3 hari berjalan kaki tubuh saya di hari ke empat ini sudah mulai beradaptasi dengan route trek yang menanjak, malam tadi saya beristirahat merebahkan diri di desa ghorephani, keberuntungan menghampiri saya malam itu, empat trekker asal rusia yang saya temui di bawah saat trekking menginap d lodge yang sama, kehadiran pasha teman rusia saya malam ini di lodge menghibur trekker lain nya di ruang penghangat, pasha mahir memainkan instrument tradisional dari india, hasil dia menetap lama di varanasi,india. malam itu saya menutup hari dengan obrolan, omellet dan teh hangat menu makan malam saya malam itu, dan mengobrol untuk menghilangan udara yang sangat dingin dengan pasha dan julia sebelum saya pamit untuk beristirahat, hari ini saya akan melanjutkan perjalanan menembus rimba ghorepahni menuju tadaphani, sebelum saya berpamitan dengan pasha dan julia, mereka menjamu saya dengan breakfast gratis dan sedikit kurma untuk bekal saya di perjalanan nanti, setelah berpamitan dengan ke empat teman baru saya, tiba waktu saya untuk melanjutkan perjalanan, pagi ini hutan ghorephani terasa sangat dingin dan menyegarkan mata saya, saya terus berjalan merambah rimba ghorehani, berjalan sendirian saya tengok tidak ada trekker lain yang melewati jalur ini, mereka melewati jalur lain, saya terus berjalan mengikuti jalur setapak sambil merasakan angin yang berhembus dan tetesan keringat yang keluar dari pori-pori tubuh saya, membuat saya agak sedikit menggigil kedinginan, sampai lah saya di satu bukit, degup nafas tidak beraturan, dada terasa sakit, tulang bahu yang pernah patah 10 bulan yang lalu mulai terasa lagi sakitnya, akhirnya saya memutuskan untuk beristirahat dan menaruh beban tas saya yang saya bawa, bukit ini kosong tidak ada orang satupun yang lewat jalur ini, setelah bahu saya mulai berkurang rasa sakitnya, saya segera menyambar tas lagi dan melanjutkan perjalanan, pemandangan di bukti ini langsung menghadap puncak annapurna, sesekali sambil mengatur nafas saya menatap puncak annapurna, perjalanan yang masih sangat jauh, desa tadaphani dari ghorephani berjarak normal 7 jam berjalan kaki, tapi seperti biasa saya lebih memilih slowly walking agar tetap bisa menyeimbangi tubuh saya yang keterbatasan tenaga ini.

DSC_1302

budha flag on hill

karakterstik hutan menuju tadaphani ini jalur nya naik turun bukit, sangat menguras tenaga, banyak tebing-tebing indah yang saya lewati mengingatkan saya akan gunung rinjani dan gunung lawu yang jauh di tanah air tercinta sana, hutan yang saya lewati ini memiliki tebing-tebing indah, tiba-tiba saya mengingat sahabat saya, saya pernah melewati segala hal dengannya, termasuk tebing-tebing indah ini pernah kami lewati dan rasakan bersama di antara tebing itu kami selalu tertawa tanpa henti, kelelahan bersama dan banyak hal lain nya yang saya lewati dengannya, saya selalu mengingatmu di sepinya perjalanan ini gajah, saya merindukan mu. saya sempat beristirahat di balik teduh nya tebing indah yang banyak di alirin mata air ini dan sungai, saya melihat ada dua orang india yang juga sedang beristirahat saya memutuskan untuk bergabung bersama mereka dan meminjam lighter untuk memasak air, karena bekal air minum saya sudah menipis, dua orang india ini hanya 5 menit beristirahat dan mereka pamit untuk melanjutkan perjalanan, tinggal lah saya seorang diri lagi, karena hari sudah siang dan saya belum makan dari pagi, saya akhirnya membuat susu untuk tambahan energi, selama perjalanan ini saya sengaja melewatkan setiap makan siang, karena uang yang saya bawa tidak banyak, dan perjalanan saya masih sangat panjang untuk sampai annapurna base camp, uang saya hanya cukup untuk bayar setiap penginapan dan satu kali makan malam. setelah berjalan sendirian merambah rimba dan bukit kosong saya akhirnya bertemu dengan dua trekker asal jerman, dengan nafas terengah-engah dan meneguk air di botol minum,lalu saya duduk untuk menenangkan nafas, saya sempat bertanya kepada salah satu trekker yang sedang sibuk mendokumentasikan annapurna dengan kamera pocketnya, where are u? im from germany, and im with my friend, you without porter and guide? no, im just with my friend, with porter and guide very exspensive, dan salah satu trekker bertanya balik kepada saya, where are you from? im from indonesia, and u alone? yes im alone. dan mereka berdua berbicara berbarengan “you are crazy” without friends, guide and porter. dan mereka pun melanjutkan perjalanan mereka lagi, dan saya masih duduk dan menikmati bukit kosong yang luas ini.

DSC_1323

tumpukan batu, seperti stupa, di daerah mayoritas budha ini biasa di lakukan

sebelum sampai tadaphani saya banyak bertemu dengan Big Group mereka kebanyakan berasal dari thailand dan korea selatan, satu group biasa nya akan ada satu guide dan beberapa porter yang membawa barang turis-turis ini, kadang group ini menghabiskan tempat untuk satu lodge, dan yang solo trekking berdoalah semoga ada keberuntungan dan bersiap lah untuk tidak kebagian penginapan karena semua sudah full booked, malam ini saya tidur di loteng penginapan yang penuh asap dari ruang penghangat, karena dinning room hanya khusus di perutukan untuk guide, porter dan orang-orang nepal. ada hal menarik di sini yang bisa saya ambil pelajar mana yang benar-benar tulus berbuat baik, mana yang berbuat baik karena tuntutan pekerjaan, tersenyum kepada kita karena jabatan seseorang atau penampilannya. saya mendapatkan penginapan di loteng atas, karena bantuan dari seorang guide yang membawa group turis dari  thailand. awal nya saya mengira dia membantu saya karena ketulusan, tapi setelah saya pelajari guide ini punya niatan di balik semua ini, saya mempelajari satu tabiat yang mungkin menjadi khas di sini saat mereka ingin mengajak kencan mereka akan langsung to the point dengan mengatakan “I LOVE YOU” itu berarti mereka ingin hubungan di luar pertemanan atau kencan di tempat tidur, oh shit guide yang membawa rombongan thailand ini memang agresif, dia mengira karena saya solo trekking sendiri, dan dia bilang pada saya agar kamu tidak merasa kesepian, oh shit keadaan yang tidak baik malam ini untuk saya, dan tanpa basa-basi saya bicara kepada guide agresif ini, bahwa saya tidak bisa dan saya harus menjaga jarak dari kamu, cepat-cepat saya menghindar dari guide dan keadaan tidak waras ini, dan cepat-cepat keluar dari keadaan ini, saya buru-buru berjalan ke ruang penghangat dan bergabung bersama para turis bergroup dari india, untuk menghindari guide group thailand yang agresif ini.

Pelajaran lain nya yang saya alami di nepal saat ada orang yang mengajak makan dan langsung mengatakan “I LOVE YOU” untuk pertemuan pertama kali nya satu hal yang bisa saya tarik kesimpulannya mereka bermaksud memberi PENAWARAN KENCAN. hal ini juga saya alami saat berada di thamel.

 

Perjalanan yang baru saja di mulai

Nepal, 09 april 2017

(Nepal : part 7) perjalanan yang baru di mulai

Jangan pernah percaya kamera seorang petualang, tapi menyelam lah ke dalam ingatan nya akan selalu kau temui senja yang selalu basah di sana

 -M.AAN MANSYUR-

DSC_1222

south annapurna, terihat dari desa ulleri

Puncak bersalju himchuli (south annapurna) pagi ini menunjukan senyum simpul nya yang begitu misterius, terlihat indah memandang puncak bersalju ini dari kejauhan, tapi begitu mematikan saat para anak manusia ingin menyentuh puncak keabadiannya. pagi memang selalu menakjubkan, beragam warna di atmsofer bumi membentuk jingga yang menawan, biru yang seperti primadona di nantikan banyak kehidupan, untuk memulai mimpi dan hidup kembali, menyusun langkah-langkah besar perjalanan, atau berandai-andai di temani segelas teh hangat memandangi puncak himchuli yang menembus langit biru, saya setengah berbisik kepada pikiran dan puncak annapurna yang tinggi menjulang “ini baru langkah awal kamu menjajaki saya (annapurna), perjalanan 1 bulan ini permulaan, melangkah lah lagi menyusuri beragam warna lain di bumi yang maha luas ini, melangkah lah lebih lama lagi menemui jiwa mu yang lainnya yang hampir mati karena kamu tidak pernah memperdulikannya”.

DSC_1193

anak-anak nepal, sungai di dekat birethanti

Tubuh saya di hari ke dua trekking ini masih beradaptasi dengan route trek yang selalu menanjak, pagi ini otot-otot saya terasa kaku semua, alam memang sedang mengajari saya cara bertahan dan harus tahan banting menghadapi banyak pengalaman dan hal baru, pikiran saya menenang kan hati dan tubuh “its oke, everything gonna be oke”, hari ini saya start trekking lebih pagi, malam tadi saya memutuskan untuk beristirahat di ulleri setelah berjalan sekitar 7 jam di hari pertama saya memulai trekking. route di lembah annapurna ini banyak sekali saya temui aliran sungai, sungai deras yang gemerecik air nya menemani langkah kaki saya yang kadang sangat kepayahan menyelesaikan route-route menanjak, tujuan perjalanan saya hari ini menuju ghorephani, desa di dekat poon hill, bagi sebagai turis asing poon hill sangat lah familiar karena route trek dan lama perjalanan yang tidak akan menguras banyak tenaga, hanya 3 hari perjalanan menuju poon hill, route trek birethanti sampai poon hill banyak kuda-kuda berkeliaran di sepanjang jalur trek, masyarakat di desa ini memanfaatkan kuda untuk membawa barang-barang, jarak ulleri ke ghorephani yang biasa normal di tempuh 8 jam berjalan kaki, dan karena saya melakukan slowly trekking saya sampai di ghorephani 11 jam perjalanan, di perjalanan menuju ghorephani saya bertemu dengan 4 orang kawan dari rusia, hanya dua orang yang saya ingat namanya “pasha dan julia”, saya sempat memasak air untuk minum dan makan siang bersama mereka di pinggiran sungai, beristirahat sekaligus memulihkan tenaga, mereka juga memberi saya kurma untuk memulihkan tenaga, karena hari ini perjalanan memang banyak menguras tenaga dengan beban tas yang lumayan berat, membuat saya semakin bersemangat untuk menyelesaikan trek yang di sajikan lembah annapurna ini.

Kebaikan 3 pria sikkim

Nepal, 8 april 2017

(Nepal : Part 6) Kebaikan Tiga Pria Sikkim

DSC_1182

in local bus i meet friends from sikkim, INDIA (razen, bishu, vishak)

Perbedaan budaya, agama dan banyak hal lainnya bukanlah tembok penghalang setiap orang berbuat kebaikan, dan kebaikan tidak pernah memilih dengan siapa kita harus berbagi, masih banyak ketulusan di ujung dunia sekalipun.Di depan persimpangan jalan riverside, pokhara itu saya di turunkan kondektur bus dengan kata-kata yang tidak saya mengerti karena kondektur bus itu berbicara dalam bahasa nepal, sebelum bus itu melaju lagi saya bertanya lagi kepada kondektur bus “which the colour bus to nayapul?” beruntung dia sedikit mengerti karena saya menyebut kata nayapul, kondektur itu dengan terbata-bata menjawab ” yes, red and white” bus itu pun akhirnya melaju lagi meninggalkan saya, saya kurang yakin dengan kondektur bus tadi akhirnya saya bertanya lagi ke seorang pemuda yang lewat di depan saya, dan masih sama dia pun tidak mengerti bahasa inggris tapi setelah saya menyebut kata nayapul pemuda ini paham, dan dia bersedia menstopkan bus yang saya cari menuju nayapul, sambil menunggu bus datang bersama pemuda baik hati ini, saya senang memperhatikan mobil dan truk-truk tua, traktor pengangkut barang, yang banyak berseliweran di pokhara dan kathmandu. sekitar 10 menit akhirnya lokal bus yang saya tunggu datang, dengan sigap pemuda itu segera menstop bus dan dia pun menaikkan saya ke bus sambil tersenyum, sebelum pemuda itu hilang di telan langkahnya saya menyeringai lega “thank u so much, you very kind bay” bay adalah sebutan untuk laki-laki yang lebih muda di nepal, bayni adalah sebutan untuk perempuan yang lebih muda, didi adalah sebutan untuk perempuan yang lebih tua, dey adalah sebutan untuk pria yang lebih tua. masuk lah saya ke dalam bus berwarna putih merah jurusan nayapul ini, saya melihat ada carriel besar di bangku belakang bus, dan melihat ada 3 pria saya mengira mereka orang nepal, saya memutuskan untuk duduk bersama mereka di bangku belakang, mereka bertiga pun berkenalan dengan saya “where are you from, are you alone? im from indonesia, yes im alone and i will solo trekking to annapurna” ketiga teman perjalanan baru saya pun dengan tujuan yang sama, mereka akan menjelajahi annapurna circuit sampai perbatasan tibet melewati manang dan jomsom yang bisa di tempuh berjalan kaki 21-30 hari, mereka mengeluarkan maps annapurna circuit dan menujukan jalur trekking mereka, saya pun banyak tanya kepada mereka, mereka bertiga berasal dari sikkim, razen bertanya kepada saya “do you know sikkim kamilya?” i dont know, where are sikkim?”

DSC_1183

Sikkim  the Goodly Region, atau Shikim, Shikimpati atau Sikkim adalah sebuah negara bagian yang terkurung daratan di India dan terletak di pegunungan Himalaya. Berbatasan negara Nepal di sebelah barat, Daerah Otonomi Tibet Republik Rakyat Tiongkok di utara dan timur dan Bhutan ke arah tenggara. Negara bagian Benggala Barat berbatasan dengan Sikkim ke selatan. Dengan hanya sedikit lebih dari 500.000 penduduk tetap, Sikkim adalah negara bagian paling jarang penduduknya di India dan negara bagian terkecil kedua setelah Goa dari total area. Walaupun daerah yang kecil dari 7.096 km2, Sikkim secara geografis beragam karena lokasinya di Himalaya. Iklimnya berkisar dari subtropis hingga alpine. Kangchenjunga, puncak tertinggi ketiga di dunia, terletak di perbatasan Sikkim dengan Nepal. Sikkim adalah tujuan wisata populer karena pemandangan, budaya, dan keanekaragaman hayati. Sikkim memiliki 11 bahasa resmi: Nepali (yang merupakan lingua franca-nya), Bhutia, Lepcha (sejak 1977), Limbu (sejak 1981), Newari, Rai, Gurung, Mangar, Sherpa, Tamang (sejak 1995) dan Sunwar (sejak 1996).Bahasa Inggris diajarkan di sekolah dan digunakan dalam dokumen pemerintah. Sikkim adalah satu-satunya negara di India dengan mayoritas etnis Nepal. Agama-agama dominan adalah Hindu dan Buddha Vajrayana. Gangtok adalah ibu kota dan kota terbesar. Sikkim memiliki ekonomi yang berkembang pesat yang bergantung pada pertanian dan pariwisata, dan memiliki satu-satunya perbatasan terbuka antara India dan Tiongkok.

DSC_1179

local bus dan rest area

hari ini saya mendapat ilmu pengetahuan baru dari teman perjalanan baru dari tempat yang tidak pernah saya tahu sebelumnya, di tengah-tengah perjalanan razen, bishu, dan vishak menunjukan daerah mereka di sikkim, dan banyak foto trekking menuju himalaya melalui sikkim, saya merasa tertarik, saya berjanji kepada mereka bertiga akan segera ke india lagi dan akan ke sikkim melalui darjeerling dan akan masuk nepal lewat perbatasan barat di sikkim, setelah hampir 2.5 jam perjalanan lokal bus yang membawa saya dan ke tiga teman perjalanan baru saya berhenti sebentar untuk istirahat di salah satu warung yang biasa sebagai tempat perhentian bus, saya pun dan ketiga teman baru saya turun untuk mengisi perut yang sedari pagi memang belum di isi apapun, saya beruntung sekali hari ini razen, bishu dan vishu mentraktir saya chaii(tea), potato inside (gorengan seperti bakwan hanya dalam nya ada kentang dan bawang merah), dan juga dal bhat ( nasi dan kuah kari mix sayuran) dal bhat merupakan makanan khas nepal, setelah istirahat 30 menit, bus akhirnya melaju lagi melanjutkan perjalanan, hanya 30 menit akhirnya lokal bus ini sampai di tempat yang saya tuju nayapul, kami akhirnya turun bersama dan beristirahat 10 menit setelah itu dari nayapul menuju birethanti pos pemeriksaan awal masuk kawasan annapurna kami memutuskan untuk berjalan kaki, dan start trekking melalui birhentanti menuju ulleri, orang sikkim bebas masuk annapurna tanpa permit, dari percakapan 3 teman sikkim saya ini kepada orang nepal, bahasa yang mereka gunakan hampir sama dengan bahasa nepal dan mereka juga bisa berbahasa hindi/urdu (bahasa resmi di india), hari pertama trekking saya di temani ke tiga teman perjalanan, menyenangkan, mereka sangat perduli kepada saya, hari ini saya akan berjalan bersama mereka sampai ulleri, setelah ulleri saya akan melanjutkan solo trekking saya menuju ghorephani dan poon hill. dan mereka melanjutkan perjalanan menuju manang, yang masih sangat jauh dari ulleri. terima kasih teman perjalanan razen, bishu, vishak saya akan menenpati janji melakakukan perjalanan menuju sikkim dan akan trekking kembali ke himalaya melalui jalur sikkim yang menantang. tuhan selalu menghadirkan beragam kebaikan, cinta kasih dari sebuah perbedaan di tengah keterbatasan perjalanan saya sebagai orang asing yang tidak tahu sama sekali tentang bumi nya yang maha luas, saya pun berpikir berbagai kebaikan yang saya dapatkan di tanah asing adalah perwujudan dari doa dan kebaikan ibu saya, dari kebaikan nya lah anak nya yang senang menjelajah tempat asing ini selalu mendapat tempat dan kebaikan dari banyak orang.

Beragam Ekspersi wajah di dalam lokal bus

Nepal, 8 april 2017

(Nepal: part 5) Beragam ekspersi wajah di dalam lokal bus

DSC_1161

seorang ibu dalam lokal bus

Pagi ini kabut tipis menutupi himalaya di kejauhan, putih salju  nya tidak seperti sore kemarin. pagi ini saya akan melanjutkan perjalanan menuju desa di kaki annapurna circuit, hari ini saya kesiangan karena seharian kemarin tenaga saya terforsir habis oleh perjalanan menuju pokhara, settingan alarm tidak mampu membuat saya lebih tepat waktu hari ini,tujuan perjalanan hari ini menuju nayapul, berjarak 3 jam perjalanan dari pokhara. saya memilih bertanya menggunakan lokal bus menuju nayapul kepada orang-orang yang saya temui di jalan. dan ada seorang bapak nepal yang berbaik hati menaikan saya ke dalam bus menuju ujung jalan untuk menstop bus menuju nayapul, di dalam bus pagi ini musik india menemani perjalanan saya, cukup menyenangkan di telinga dan untuk menyegarkan mata saya yang masih setengah terpejam. pandangan heran dari seorang ibu nepal berpakai sari berwarna kuning mencolok yang duduk di sebrang tempat duduk saya, saya yang berbeda wajah, bangsa, bahasa, pakaian dengannya, mungkin juga yang membuat ibu ini heran karena saya membawa tas besar seorang diri tanpa teman yang saya kenal di dalam bus ini.

DSC_1155

wajah polos dan manis anak nepal

Dengan beragam etnis, wajah-wajah orang nepal similiar dengan negara di asia selatan, china dan asia tenggara, tapi lebih banyak wajah orang nepal similiar dengan wajah india dengan mata yang tatapannya sangat tajam ( ah saya suka ini) kadang juga saya melihat wajah orang nepal yang similiar dengan orang china dan asia tenggara. di dalam bus ini saya melihat kehidupan dan banyak eksperesi wajah yang di tampilkan orang-orang lokal, wajah anak nepal yang sangat polos dan manis, wajah penuh senyum dari bapak nepal yang duduk di sebelah saya, sesekali bus berhenti untuk menurunkan atau menaikan penumpang lain dan banyak para pedagang asongan yang juga ikut menjajakan barang dagangan nya wajah-wajah tangguh untuk menghidupi keluarganya di rumah, perjalanan menggunakan local bus ini selalu menarik untuk di amatin, wajah lelah karena lamanya perjalanan, wajah sedih bayi kecil yang menangis karena bus penuh sesak dan panas, menggunakan moda transportasi lokal dan berbaur bersama orang-orang lokal merupakan sarana bagi saya sebagai orang asing untuk melihat banyak kehidupan dan mempelajarinya.

Mengintip hamparan salju abadi himalaya di balik ketenangan pokhara

(NEPAL:PART 4)  SOLO BACKPACKER

PERJALANAN MENUJU KETENANGAN POKHARA

DSC_1571

PHEWA LAKE, pokhara

Nepal negara di asia selatan yang beribukota di KATHMANDU dan merupakan kota terbesar di nepal, negara yang terletak di kawasan pegunungan himalaya ini merupakan negara yang terkurung daratan yang berbatasan dengan tiongkok (daerah otonomi tibet) di sebelah utara dan india di barat, timur, dan selatan. saya melihat nepal dengan beragam eksotisme nya termasuk keunikannya dengan bendera kebangsaan berbentuk segitiga siku-siku yang dua segitiga bendera nepal melambangkan dua agama yaitu hindu dan budha, dan juga melambangkan dua puncak gunung himalaya. Pertama kali menginjakan kaki di kathmandu saya di sambut dengan debu yang berterbangan di setiap sudut jalan, hari pertama di nepal saya terserang radang tenggorokan karena debu yang masuk dari rongga hidung sampai kerongkongan, saya mengerti kenapa kathmandu begitu berdebu karena nepal dan daerah-daerahnya sedang dalam pemulihan pembangunan pasca gempa bumi hebat pada 25 april 2015, 2 tahun yang lalu. gempa bumi 7.8SR dampak nya sangat kuat, karena yang saya lihah banyak bangunan di kathmandu yang masih runtuh dan belum di rekonstruksi ulang. menginjakan kaki di kathmandu dan pokhara membuat hidung saya terbiasa mencium bau dupa yang begitu khas hampir di setiap sudut pertokoan, hostel, gang sempit di thamel area bau dupa sangat menyengat.

20170407_063125[1]

KANTHI PATH, thamel, tempat pemberhentian tourist bus berbagai jurusan

Dan kota terkenal di nepal setelah kathmandu adalah POKHARA, karena pokhara merupakan kota penghubung para backpacker yang ingin melakukan pendakian menuju ANNAPURNA CIRCUIT harus melewati dan stay di pokhara dulu, jarak pokhara dari ibukota nepal di kathmandu hanya 7 jam perjalanan menggunakan jalur darat kalau tidak macet. pagi hari tanggal 07 april 2017 saya melanjutkan perjalanan menuju pokhara, dari tiket bus yang sudah saya beli di receptionist hostel tempat saya menginap di thamel area seharga 900NPR, sesuai arahan petugas hostel bus menuju pokhara hanya ada pagi hari dari jam 06.00pm-09.00pm saja, saya berjalan kaki menuju kanthi path jam 06.30pm setelah check out, kanthi path adalah tempat pemberhentian semua bus tourist berbagai jurusan, ternyata di kanthi path bisa membeli tiket tourist bus langsung tanpa perantara atau booking online dari jauh-jauh hari, membeli tiket langsung di kanthi path jauh lebih murah 500-700NPR dan bisa tawar-menawar dengan petugasnya, tenang jangan takut tidak kebagian bus karena di kanti path semua bus berjejer tinggal pilih mau menggunakan jasa armada yang mana, saya merekomendasikan untuk naik tourist bus saja, karena lebih nyaman dan kadang ada free wifi, bisa saja ke pokhara naik local bus harga nya sangat murah 200-350NPR tapi di nepal ini local bus nya sangat kecil ukurannya dan tidak nyaman untuk perjalanan jarak jauh, karena pokhara dengan jalur geografis yang naik turun, menggunakan local bus bisa menempuh waktu 12 jam kalau tidak macet, kalau macet mungkin bisa lebih, pengalaman saya dari kathmandu menuju pokhara yang seharusnya hanya 7 jam perjalanan, jadi 12 jam menggunakan tourist bus karena trafficjam (macet ). saya baru sampai di pokhara sekitar jam 17.35pm. selama perjalanan saya bertemu dan berkenalan dengan kawan berkebangsaan amerika bernama tim leiker tapi kawan saya ini sudah lama menetap di new dehli, india, tim bekerja sebagai IT dan pembuat robot yang sangat kreatif good job, hello tim hari ini saya menulis dan mengingat tentang kamu terima kasih sudah jadi teman perjalanan saya yang menghibur menuju pokhara di tengah-tengah kemacetan. terima kasih sudah berbagi cerita tentang perjalanan mu bersama maggie putri yang sangat kamu sayangi itu. you are good father TIM, terima kasih juga sudah tertawa melihat jari tangan saya yang kecil ini dan kamu menyebut dengan little finger. haha. you is giant finger tim.

IMG-20170407-WA0003[1]

TIM LEIKER, di dalam tourist bus menuju pokhara

perjalanan darat menuju pokhara sangat sayang untuk di lewatkan dengan tertidur, dengan jalur naik-turun membuat pemandangan di kanan kiri nya begitu menarik dengan lembah, sungai, dan pegunungan di kanan kirinya, aktivitas para penduduk yang terlihat dari dalam kaca bus, atau anak-anak kecil yang sedang berlari-larian di pinggiran sungai, dan banyak mobil-mobil tua pengangkut logistik yang berseliweran sungguh memanjakan mata saya di tengah kebosanan saat macet, melihat banyak anak-anak yang riang bermain di pinggiran sungai ingin juga rasanya berlarian bersama mereka, kadang untuk mengusir kebosanan selama perjalanan saya banyak memotret aktivitas masyarakat nepal, saat bus melewati pasar tradisional dengan sigap saya segera memegang kamera dan mengabadikan aktivitas di beberapa pasar traditional yang di lewati bus, nepal memang menarik kawan. setelah menempuh perjalanan selama 12 jam, jam 17.35 akhirnya saya sampai di pokhara, tujuan saya adalah mencari hostel di dekat danau phewa, saya memutuskan untuk berjalan kaki menuju jalan riverside, letak terminal dan danau phewa tidak terlalu jauh hanya 10 menit berjalan kaki, bisa menggunakan taxi 1-2 km bisa di tarif seharga 200-300NPR jadi saya memutuskan untuk berjalan bersama carriel besar saya yang beratnya 19kg agar lebih sehat. sore itu juga saya melihat himalaya dari rooftop tempat saya menginap, himalaya yng berwibawa dan bijaksana di tutupi salju abadinya yang selalu setia.

20170407_073614[1]

pemandangan bangunan dari kathmandu menuju pokhara

satu hal lain yang selalu saya percayai petualangan dan perjalanan di luar kotak kenyamanan akan banyak memberikan kita hal baru yang menarik untuk di pelajari, mengenal banyak manusia yang berbeda budaya, bahasa, agama, dan masih banyak hal lainnya, perbedaan itu malah membuat seorang petualang lebih bisa menerima perbedan itu sendiri, membuka pemikiran yang lebih luas tentang hidup, mendapatkan pengalaman dan teman baru, wawasan yang lebih luas, dan berani mengalahkan ketakutan akan dunia luar, dan saya secara gratis dan cepat bisa belajar banyak bahasa lain dari teman-teman yang bertemu saya selama perjalanan ini. saya selalu lebih tertarik dengan bahasa petualangan seperti ini.