Nepal, 10 april 2017
(Nepal : part 8) Tawaran kencan
Perjalanan tidak selamanya mulus dan lancar-lancar saja, tidak selama nya di setiap perjalanan kita menemui ketulusan di setiap banyak kebaikan yang datang menghampiri, kadang keberuntungan dan kesialan hadir bersebelahan, menyapa saya dengan berbagai hal yang tidak pernah saya duga sebelumnya, mereka berdua mengajari saya artinya berpikir dan bertindak lebih baik lagi, perjalanan ini mengajari saya bertumbuh dengan kebijaksanaan yang di milikinya, perjalanan terus membawa dan menuntun langkah kaki saya menyusuri hutan annapurna dengan berbagai macam budaya, penduduk asli nepal yang banyak saya temui, kuda yang banyak berkeliaran di sepanjang jalur pendakian, anak-anak nepal yang manis dan sederhana berlarian menertawakan masa kecil mereka yang penuh canda tanpa dera, perjalanan saya sudah memasuki hari ke empat, 3 hari berjalan kaki tubuh saya di hari ke empat ini sudah mulai beradaptasi dengan route trek yang menanjak, malam tadi saya beristirahat merebahkan diri di desa ghorephani, keberuntungan menghampiri saya malam itu, empat trekker asal rusia yang saya temui di bawah saat trekking menginap d lodge yang sama, kehadiran pasha teman rusia saya malam ini di lodge menghibur trekker lain nya di ruang penghangat, pasha mahir memainkan instrument tradisional dari india, hasil dia menetap lama di varanasi,india. malam itu saya menutup hari dengan obrolan, omellet dan teh hangat menu makan malam saya malam itu, dan mengobrol untuk menghilangan udara yang sangat dingin dengan pasha dan julia sebelum saya pamit untuk beristirahat, hari ini saya akan melanjutkan perjalanan menembus rimba ghorepahni menuju tadaphani, sebelum saya berpamitan dengan pasha dan julia, mereka menjamu saya dengan breakfast gratis dan sedikit kurma untuk bekal saya di perjalanan nanti, setelah berpamitan dengan ke empat teman baru saya, tiba waktu saya untuk melanjutkan perjalanan, pagi ini hutan ghorephani terasa sangat dingin dan menyegarkan mata saya, saya terus berjalan merambah rimba ghorehani, berjalan sendirian saya tengok tidak ada trekker lain yang melewati jalur ini, mereka melewati jalur lain, saya terus berjalan mengikuti jalur setapak sambil merasakan angin yang berhembus dan tetesan keringat yang keluar dari pori-pori tubuh saya, membuat saya agak sedikit menggigil kedinginan, sampai lah saya di satu bukit, degup nafas tidak beraturan, dada terasa sakit, tulang bahu yang pernah patah 10 bulan yang lalu mulai terasa lagi sakitnya, akhirnya saya memutuskan untuk beristirahat dan menaruh beban tas saya yang saya bawa, bukit ini kosong tidak ada orang satupun yang lewat jalur ini, setelah bahu saya mulai berkurang rasa sakitnya, saya segera menyambar tas lagi dan melanjutkan perjalanan, pemandangan di bukti ini langsung menghadap puncak annapurna, sesekali sambil mengatur nafas saya menatap puncak annapurna, perjalanan yang masih sangat jauh, desa tadaphani dari ghorephani berjarak normal 7 jam berjalan kaki, tapi seperti biasa saya lebih memilih slowly walking agar tetap bisa menyeimbangi tubuh saya yang keterbatasan tenaga ini.
budha flag on hill
karakterstik hutan menuju tadaphani ini jalur nya naik turun bukit, sangat menguras tenaga, banyak tebing-tebing indah yang saya lewati mengingatkan saya akan gunung rinjani dan gunung lawu yang jauh di tanah air tercinta sana, hutan yang saya lewati ini memiliki tebing-tebing indah, tiba-tiba saya mengingat sahabat saya, saya pernah melewati segala hal dengannya, termasuk tebing-tebing indah ini pernah kami lewati dan rasakan bersama di antara tebing itu kami selalu tertawa tanpa henti, kelelahan bersama dan banyak hal lain nya yang saya lewati dengannya, saya selalu mengingatmu di sepinya perjalanan ini gajah, saya merindukan mu. saya sempat beristirahat di balik teduh nya tebing indah yang banyak di alirin mata air ini dan sungai, saya melihat ada dua orang india yang juga sedang beristirahat saya memutuskan untuk bergabung bersama mereka dan meminjam lighter untuk memasak air, karena bekal air minum saya sudah menipis, dua orang india ini hanya 5 menit beristirahat dan mereka pamit untuk melanjutkan perjalanan, tinggal lah saya seorang diri lagi, karena hari sudah siang dan saya belum makan dari pagi, saya akhirnya membuat susu untuk tambahan energi, selama perjalanan ini saya sengaja melewatkan setiap makan siang, karena uang yang saya bawa tidak banyak, dan perjalanan saya masih sangat panjang untuk sampai annapurna base camp, uang saya hanya cukup untuk bayar setiap penginapan dan satu kali makan malam. setelah berjalan sendirian merambah rimba dan bukit kosong saya akhirnya bertemu dengan dua trekker asal jerman, dengan nafas terengah-engah dan meneguk air di botol minum,lalu saya duduk untuk menenangkan nafas, saya sempat bertanya kepada salah satu trekker yang sedang sibuk mendokumentasikan annapurna dengan kamera pocketnya, where are u? im from germany, and im with my friend, you without porter and guide? no, im just with my friend, with porter and guide very exspensive, dan salah satu trekker bertanya balik kepada saya, where are you from? im from indonesia, and u alone? yes im alone. dan mereka berdua berbicara berbarengan “you are crazy” without friends, guide and porter. dan mereka pun melanjutkan perjalanan mereka lagi, dan saya masih duduk dan menikmati bukit kosong yang luas ini.
tumpukan batu, seperti stupa, di daerah mayoritas budha ini biasa di lakukan
sebelum sampai tadaphani saya banyak bertemu dengan Big Group mereka kebanyakan berasal dari thailand dan korea selatan, satu group biasa nya akan ada satu guide dan beberapa porter yang membawa barang turis-turis ini, kadang group ini menghabiskan tempat untuk satu lodge, dan yang solo trekking berdoalah semoga ada keberuntungan dan bersiap lah untuk tidak kebagian penginapan karena semua sudah full booked, malam ini saya tidur di loteng penginapan yang penuh asap dari ruang penghangat, karena dinning room hanya khusus di perutukan untuk guide, porter dan orang-orang nepal. ada hal menarik di sini yang bisa saya ambil pelajar mana yang benar-benar tulus berbuat baik, mana yang berbuat baik karena tuntutan pekerjaan, tersenyum kepada kita karena jabatan seseorang atau penampilannya. saya mendapatkan penginapan di loteng atas, karena bantuan dari seorang guide yang membawa group turis dari thailand. awal nya saya mengira dia membantu saya karena ketulusan, tapi setelah saya pelajari guide ini punya niatan di balik semua ini, saya mempelajari satu tabiat yang mungkin menjadi khas di sini saat mereka ingin mengajak kencan mereka akan langsung to the point dengan mengatakan “I LOVE YOU” itu berarti mereka ingin hubungan di luar pertemanan atau kencan di tempat tidur, oh shit guide yang membawa rombongan thailand ini memang agresif, dia mengira karena saya solo trekking sendiri, dan dia bilang pada saya agar kamu tidak merasa kesepian, oh shit keadaan yang tidak baik malam ini untuk saya, dan tanpa basa-basi saya bicara kepada guide agresif ini, bahwa saya tidak bisa dan saya harus menjaga jarak dari kamu, cepat-cepat saya menghindar dari guide dan keadaan tidak waras ini, dan cepat-cepat keluar dari keadaan ini, saya buru-buru berjalan ke ruang penghangat dan bergabung bersama para turis bergroup dari india, untuk menghindari guide group thailand yang agresif ini.
Pelajaran lain nya yang saya alami di nepal saat ada orang yang mengajak makan dan langsung mengatakan “I LOVE YOU” untuk pertemuan pertama kali nya satu hal yang bisa saya tarik kesimpulannya mereka bermaksud memberi PENAWARAN KENCAN. hal ini juga saya alami saat berada di thamel.